logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMaestro Tenun Sumba Tergerus...
Iklan

Maestro Tenun Sumba Tergerus Zaman

Maestro atau penenun yang memahami nilai-nilai atau filosofi dari kain tenun jumlahnya kian terbatas. Di Sumba, misalnya, dari 476 penenun yang terdata pada 2022, hanya ada 19 maestro.

Oleh
STEFANUS ATO
Β· 1 menit baca
Salah seorang ibu tengah memajang beragam gelang tradisional di dekat kain ikat Sumba yang digantung di halaman rumahnya di Desa Raja Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Rabu (24/5/2023) pagi.
KOMPAS/STEFANUS ATO

Salah seorang ibu tengah memajang beragam gelang tradisional di dekat kain ikat Sumba yang digantung di halaman rumahnya di Desa Raja Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Rabu (24/5/2023) pagi.

WAINGAPU, KOMPAS β€” Jumlah maestro atau penenun yang memahami nilai-nilai atau filosofi dari kain tenun di Indonesia kian langka. Di Sumba, Nusa Tenggara Timur, dari 476 penenun yang terdata, hanya tersisa 19 maestro. Kian berkurangnya maestro tenun tradisional dikhawatirkan mengancam pewarisan nilai-nilai budaya dan filosofi dari tenun tradisional yang hidup dan berkembang di masyarakat setempat.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Irini Dewi Wanti mengatakan, Kemendikbudristek pada 2022 bekerja sama dengan sejumlah ahli serta desainer tenun ikat yang berbasis di daerah dan melakukan pendataan awal ekosistem tenun di lima provinsi di Indonesia. Lima provinsi itu adalah Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan