logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKisah Karet dan Lada yang...
Iklan

Kisah Karet dan Lada yang Masih Dilanda Nestapa

Harga karet dan lada di Kalimantan Barat masih dilanda nestapa. Komoditas rakyat itu tak kunjung merangkak naik. Beragam masalah klasik belum teratasi. Selain itu, juga terjadi stagnasi industrialisasi.

Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
Β· 1 menit baca
Masyarakat di Dusun Badat Baru, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia, menjemur lada, Jumat (15/7/2022). Lada salah satu potensi perbatasan.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Masyarakat di Dusun Badat Baru, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia, menjemur lada, Jumat (15/7/2022). Lada salah satu potensi perbatasan.

Harga karet dan lada di Kalimantan Barat masih dilanda nestapa. Harga komoditas rakyat tersebut tak kunjung merangkak naik. Penyebabnya, selain dipengaruhi pasar internasional, juga beragam permasalahan klasik belum teratasi. Selain itu, terjadi stagnasi industrialisasi.

Setidaknya sepuluh tahun terakhir, jarang sekali mendengar harga karet di tingkat petani memuaskan dalam waktu lama. Beberapa kali terdengar kabar dari petani harganya pernah menembus Rp 10.000 per kilogram selama beberapa bulan, setelah itu kembali anjlok pada kisaran Rp 5.000-Rp 6.000 per kg.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan