logo Kompas.id
NusantaraHarga Tak Menentu, Petani...
Iklan

Harga Tak Menentu, Petani Cabai Pilih Cari ”Sekoci”

Sebagaimana kehidupan, cabai juga menawarkan ketidakpastian. Hal itulah yang dirasakan para petani hortikultura di Lampung. Harga yang tidak menentu membuat sebagian petani memilih mencari ”sekoci” untuk bertahan.

Oleh
VINA OKTAVIA
· 1 menit baca
Ahmad Jamali (40), petani cabai di Kecamatan Wongsorejo, memetik cabai di kebun miliknya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (9/2). Di tingkat petani, harga cabai mencapai Rp. 80.000 per kilogram. Cuaca menjadi salah satu faktor turunnya produksi cabai di Wongsorejo, dari yang semula 1 ton per hektar menjadi 6 kuintal per hektar.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Ahmad Jamali (40), petani cabai di Kecamatan Wongsorejo, memetik cabai di kebun miliknya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (9/2). Di tingkat petani, harga cabai mencapai Rp. 80.000 per kilogram. Cuaca menjadi salah satu faktor turunnya produksi cabai di Wongsorejo, dari yang semula 1 ton per hektar menjadi 6 kuintal per hektar.

Rencana Arif Sugianto (38), petani asal Desa Kibang, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur, untuk mudik ke Yogyakarta saat Lebaran tahun ini terpaksa ditunda. Uang hasil panen cabai yang semula ingin dipakai untuk mudik ternyata jauh dari harapan.

”Kayaknya tahun ini enggak bisa mudik, lagi krisis keuangan,” ucap Arif saat dihubungi Kompas, Rabu (29/3/2023).

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan