logo Kompas.id
Nusantara”Mabuug-buugan”, Ritual dengan...
Iklan

”Mabuug-buugan”, Ritual dengan Pesan Lingkungan

Tradisi ”mabuug-buugan” yang dijalankan dan dilestarikan warga Desa Adat Kedonganan, Kuta, Badung, juga lekat dengan Tri Hita Karana, yaitu upaya menjaga hubungan yang harmonis dengan sosial dan lingkungan.

Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
· 1 menit baca
Keceriaan dan kegembiraan terpancar dari <i>krama </i>(warga) dan <i>yowana </i>(pemuda dan pemudi) Desa Adat Kedonganan, Kedonganan, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, selesai mengikuti tradisi <i>mabuug-buugan </i>di tengah hutan mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Kamis (23/3/2023).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Keceriaan dan kegembiraan terpancar dari krama (warga) dan yowana (pemuda dan pemudi) Desa Adat Kedonganan, Kedonganan, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, selesai mengikuti tradisi mabuug-buugan di tengah hutan mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Kamis (23/3/2023).

Teriakan bergembira menyambut percikan air suci, atau tirta, dari jero pamangku. Warga, yang mayoritas anak-anak dan remaja, dari Desa Adat Kedonganan, Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, kemudian berduyun-duyun masuk ke kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Kamis (23/3/2023).

Mereka berjalan menyusuri sungai kecil hingga masuk bagian tengah hutan bakau Prapat Benoa. Tiba di bagian tengah Prapat Benoa, warga kemudian mengambil lumpur berwarna kecoklatan lalu melumuri badan hingga wajah mereka. Beberapa orang juga mengambil lumpur itu untuk melumuri badan atau wajah temannya. Alih-alih marah, justru tawa ceria yang muncul dari mereka.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan