logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊFestival Madu Palangkaraya,...
Iklan

Festival Madu Palangkaraya, Bukti Siasat Kelola Gambut Tanpa Bakar

Pengelolaan gambut tanpa membakar terus didorong. Inisiatif itu bisa datang dari mana saja, termasuk masyarakat. Madu menjadi alternatif usaha baru yang menjanjikan dan tetap melindungi gambut.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Ilustrasi. Produk madu kelulut milik Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Desa Tambak, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (24/10/2020). Dalam sebulan mereka bisa dua kali panen dengan hasil  8 liter madu.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Ilustrasi. Produk madu kelulut milik Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Desa Tambak, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (24/10/2020). Dalam sebulan mereka bisa dua kali panen dengan hasil 8 liter madu.

PALANGKARAYA, KOMPAS β€” Lahan-lahan terdegradasi di Kalimantan Tengah bisa dimanfaatkan dengan menggali potensi hasil hutan bukan kayu, salah satunya madu. Lahan-lahan gambut yang dulu jadi langganan kebakaran kini jadi ladang usaha madu. Petani mempromosikan geliat itu dalam Festival Madu Rawa Gambut.

Festival Madu Rawa Gambut di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibuka pada Rabu (15/3/2023) sampai 17 Maret 2023 nanti. Festival itu didukung oleh Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) bersama dengan Lembaga Pengelolaan Hutan Desa.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan