logo Kompas.id
Nusantara”Tingalan Dalem Jumenengan”,...
Iklan

”Tingalan Dalem Jumenengan”, Bukti Nyata Rekonsiliasi Keraton Surakarta

Perayaan kenaikan takhta ke-19 Raja Keraton Surakarta Sinuhun Pakubuwono XIII diisi dengan tari Bedhaya Ketawang dan kirab agung. Perayaan ini menandakan keberhasilan rekonsiliasi dua kubu di Keraton Surakarta.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
· 1 menit baca
Raja Keraton Surakarta Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII saat pergelaran tradisi <i>tingalan dalem jumenengan </i>di Keraton Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (16/2/2023). Jumenengan keraton tersebut merupakan peringatan peringatan naik takhta ke-19 yang diadakan setiap tahun dengan rangkaian beragam tradisi di dalamnya, antara lain pementasan tari Bedhaya Ketawang dan kirab agung.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Raja Keraton Surakarta Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII saat pergelaran tradisi tingalan dalem jumenengan di Keraton Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (16/2/2023). Jumenengan keraton tersebut merupakan peringatan peringatan naik takhta ke-19 yang diadakan setiap tahun dengan rangkaian beragam tradisi di dalamnya, antara lain pementasan tari Bedhaya Ketawang dan kirab agung.

SURAKARTA, KOMPAS — Raja Keraton Surakarta Sinuhun Pakubuwono XIII menggelar acara tingalan dalem jumenengan atau perayaan kenaikan takhtanya yang ke-19, Kamis (16/2/2023), di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Perayaan ini menandakan keberhasilan rekonsiliasi dua kubu di Keraton Surakarta yang sebelumnya berseteru. Kini, dua kubu itu menyatakan siap bersama-sama mengembangkan keraton agar lebih berjaya.

Salah satu inti perayaan itu ditandai dengan penampilan tarian Bedaya Ketawang. Tarian itu merupakan tarian yang hanya dipersembahkan kepada sang raja yang bertakhta, yakni Pakubuwono XIII.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan