logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMelanjutkan Perjuangan...
Iklan

Melanjutkan Perjuangan Kesetaraan Transpuan Setelah Shinta Ratri Berpulang

Shinta Ratri, pemimpin Ponpes Waria Al-Fatah, Yogyakarta, tutup usia dengan meninggalkan jejak panjang perjuangan. Para rekannya bertekad melanjutkan perjuangan Shinta untuk mewujudkan kesetaraan bagi transpuan.

Oleh
REGINA RUKMORINI
Β· 1 menit baca
Pemimpin Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Shinta Ratri (kiri), mengikuti acara mujahadah atau doa bersama di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/7/2022) malam. Acara tersebut juga diikuti oleh ibu-ibu yang tinggal di sekitar Ponpes Waria Al-Fatah.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Pemimpin Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Shinta Ratri (kiri), mengikuti acara mujahadah atau doa bersama di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/7/2022) malam. Acara tersebut juga diikuti oleh ibu-ibu yang tinggal di sekitar Ponpes Waria Al-Fatah.

Tanpa pertanda, tanpa wasiat, dan tanpa amanat terakhir, Shinta Ratri berpulang pada usia 60 tahun, Rabu (1/2/2023). Kepergian pemimpin Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Yogyakarta, itu terasa mendadak bagi banyak orang. Namun, sosok Shinta meninggalkan kenangan dan jejak pesan mendalam tentang kesetaraan untuk kaum transpuan.

Kesan mendalam mengenai sosok Shinta itu terpatri dalam benak Ratna Setianingsih, pendeta sekaligus pendiri Persekutuan Doa Jalan Terang Kasih Tuhan. Ratna menuturkan, selama hidupnya, Shinta selalu memperjuangkan agar para transpuan diperlakukan setara, tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan