logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMasyarakat Nusa Tenggara Timur...
Iklan

Masyarakat Nusa Tenggara Timur Diajak Memanfaatkan RPH di Tengah Ancaman ASF

Masyarakat NTT diajak melakukan pemotongan ternak babi di rumah potong hewan. Ini untuk mencegah penularan demam babi afrika ke ternak babi lain.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Daging babi dijual di Pasar Naikoten, Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan harga Rp 20.000 per kilogram (kg), turun dari sebelumnya mencapai Rp 80.000 per kg, Selasa (23/2/2021). Meski murah, daging ini tidak diminati konsumen karena takut virus demam babi afrika (ASF). Virus yang sempat menghilang Juni 2021 itu kini kembali menyerang babi di Kota Kupang dan sekitarnya. Penjagalan ternak hendaknya dilakukan di rumah potong hewan untuk mencegah penyebaran ASF.
KORNELIS KEWA AMA

Daging babi dijual di Pasar Naikoten, Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan harga Rp 20.000 per kilogram (kg), turun dari sebelumnya mencapai Rp 80.000 per kg, Selasa (23/2/2021). Meski murah, daging ini tidak diminati konsumen karena takut virus demam babi afrika (ASF). Virus yang sempat menghilang Juni 2021 itu kini kembali menyerang babi di Kota Kupang dan sekitarnya. Penjagalan ternak hendaknya dilakukan di rumah potong hewan untuk mencegah penyebaran ASF.

KUPANG, KOMPAS β€” Warga Nusa Tenggara Timur diajak memanfaatkan rumah potong hewan yang tersedia di setiap kabupaten/kota untuk menjagal ternak babi.RPH bisa mendeteksi ternak mana yang benar-benar bebas dari demam babi afrika (african swine fever/ASF) agar layak dikonsumsi. Kabupaten yang belum terpapar ASF diharapkan mencegah lalu lintas ternak babi di antara kabupaten/kota di daerahnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) Melky Angsar, di Kupang, Minggu (29/1/2023), mengatakan, saat ini sudah delapan kabupaten/kota terpapar ASF.

Editor:
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Bagikan