logo Kompas.id
NusantaraMeraba Masa Depan ”Si Jingga” ...
Iklan

Meraba Masa Depan ”Si Jingga” dari Gorontalo

Gorontalo identik dengan cerahnya jingga jagung hibrida. Namun, tak ada aktivitas industri pengolahan skala besar. Jagung Gorontalo bergantung pada industri di daerah lain. Petani pun terpapar risiko instabilitas harga.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
Danial Djani memangkas tanaman pengganggu yang tumbuh di kebun jagungnya di Desa Ombulo, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (1/12/2022). Selama 22 tahun, jagung telah menjadi komoditas unggulan provinsi tersebut.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Danial Djani memangkas tanaman pengganggu yang tumbuh di kebun jagungnya di Desa Ombulo, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (1/12/2022). Selama 22 tahun, jagung telah menjadi komoditas unggulan provinsi tersebut.

Dengan cekatan, Danial Djani (50) mengayunkan golok untuk menebasi daun rambat yang meliliti batang-batang pohon jagung di kebunnya. Entah berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk menuntaskan pekerjaan itu sendiri karena 3 hektar kebun jagungnya itu tak bisa dibilang sempit.

Namun, itu hanyalah potongan kecil dari luasnya hamparan jagung di bukit-bukit yang membentang di kanan dan kiri Jalan Lingkar Luar Gorontalo (Gorontalo Outer Ring Road/GORR). Sebagian adalah milik 500 petani jagung dari Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, seperti Danial.

Editor:
MOHAMAD FINAL DAENG
Bagikan