logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKrisis Eksistensi di Keluarga ...
Iklan

Krisis Eksistensi di Keluarga Picu Tawuran dan Kekerasan Pelajar

Kekerasan yang dilakukan remaja atau pelajar itu sebenarnya hanya untuk gagah-gagahan. Hanya untuk menunjukkan dirinya dan kelompoknya lebih hebat.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
Reni (45) menunjukkan foto anak semata wayangnya, Eko Farid Azam (16), yang meninggal akibat tawuran antar pelajar di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/11/2022).
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Reni (45) menunjukkan foto anak semata wayangnya, Eko Farid Azam (16), yang meninggal akibat tawuran antar pelajar di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/11/2022).

Krisis eksistensi akibat kehilangan kasih sayang dan perhatian dari keluarga menjadi salah satu penyebab para pelajar rentan melakukan tawuran, tindak kekerasan, dan mencari kelompok sosial di luar keluarga yang ternyata berdampak buruk. Selain itu stres selama pandemi diduga juga turut memengaruhi perilaku. Di Sumatera Utara, tawuran antarpelajar kian marak dan sudah memakan korban jiwa.

Korban adalah Eko Farid Azam (16), seorang pelajar SMK Negeri 9 yang tewas dibacok siswa SMK Eka Prasetya di Medan pada peringatan Hari Guru, Jumat, (25/11/2022). Ia tewas kehabisan darah.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan