logo Kompas.id
NusantaraRestorasi Mangrove di Sumsel...
Iklan

Restorasi Mangrove di Sumsel Menyimpan Potensi Pendapatan

Apalagi, saat ini Indonesia sedang berkomitmen untuk meminimalkan efek emisi rumah kaca ”net zero emission” pada tahun 2060.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
Perahu cepat berlayar di tengah hutan mangrove di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (16/11/2022). Keberadaan hutan mangrove di wilayah itu terancam pembukaan tambak tradisional. Pengelolaan tambang berkonsep ramah lingkungan mulai dicanangkan untuk mengembalikan fungsi hutan bakau.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Perahu cepat berlayar di tengah hutan mangrove di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (16/11/2022). Keberadaan hutan mangrove di wilayah itu terancam pembukaan tambak tradisional. Pengelolaan tambang berkonsep ramah lingkungan mulai dicanangkan untuk mengembalikan fungsi hutan bakau.

PALEMBANG, KOMPAS — Program restorasi mangrove diprediksi dapat menambah pendapatan bagi warga dari hasil penjualan karbon. Selain itu, pendapatan dari tambak juga akan lebih optimal karena minimnya ongkos produksi. Sosialisasi melalui praktik langsung di lapangan sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan warga setempat.

Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan Pandji Tjajanto, Sabtu (26/11/2022), di Palembang, mengatakan, restorasi mangrove merupakan solusi yang paling tepat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. ”Saat ini produksi tambak di kawasan pesisir Selat Bangka menurun karena memang jumlah pakannya berkurang,” ujar Pandji.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan