logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊIkannya Dipuja, Sungainya...
Iklan

Ikannya Dipuja, Sungainya Dilupakan

Tak banyak yang menyangka kalau beberapa jenis ikan di Kalteng jadi penyumbang inflasi daerah. Semua memprediksi inflasi sebatas soal daya beli, pasokan, dan permintaan, tapi kerusakan sungai juga bisa pengaruhi inflasi.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Warga Bukit Sua, Rakumpit, Kalimantan Tengah, menyimpan hasil tangkapannya di keramba sebelum dijual. Keramba tradisional ini disimpan tak jauh dari pondok tempat mereka tinggal saat berladang dan saat mencari ikan.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Warga Bukit Sua, Rakumpit, Kalimantan Tengah, menyimpan hasil tangkapannya di keramba sebelum dijual. Keramba tradisional ini disimpan tak jauh dari pondok tempat mereka tinggal saat berladang dan saat mencari ikan.

Siapa bilang sungai tak ada pemiliknya. Di Kalimantan Tengah, masyarakat adat Dayak yang berprofesi sebagai nelayan memiliki wilayah kekuasaan di sungai. Mereka memanfaatkan anak sungai, yang biasa disebut sungei dalam bahasa Dayak Ngaju, juga cucu sungai yang disebut saka. Meskipun milik pribadi atau keluarga, siapa pun masih bisa melintas, pembagian wilayah itu hanya teritori untuk menangkap ikan.

Seperti yang terlihat di Kelurahan Bukit Sua, Rakumpit, Kalteng, pada Selasa (20/9/2022). Warga mulai memacu kelotok atau perahu kayu bermesinnya di Sungai Kahayan, menuju sungei dan saka mereka masing-masing, termasuk Hermedi (37), warga Bukit Sua.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan