Kekeringan Ekstrem
Kekeringan Ekstrem Rawan Terjadi di NTT
Tiga kabupaten/kota di NTT dilanda kekeringan ekstrem. Masyarakat perlu bijak memanfaatkan air bersih hingga menghadapi ancaman kebakaran hutan.

Seorang bocah sedang memasukkan air dari keran, bantuan Plan Indonesia NTT, di dalam jeriken di salah satu desa di Timor Tengah Selatan. Kabupaten ini termasuk kabupaten dengan kasus kekeringan yang memiliki dampak luas bagi kemanusiaan, terutama rawan pangan, gizi buruk, sanitasi buruk, dan rendah sumber daya manusia.
KUPANG, KOMPAS — Tiga kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur berpotensi terdampak kekeringan ekstrem. Kondisi ini rentan memengaruhi ketersediaan air bersih hingga memicu kemunculan kebakaran lahan.
”Hasil pantauan hingga 10 September 2022, kekeringan ekstrem tercatat di tiga kabupaten/kota, yakni Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, dan Kota Kupang. Beberapa wilayah di tiga daerah itu memiliki hari tanpa hujan atau HTH lebih dari 61 hari, seperti Kecamatan Taebenu, Alak, Maulafa, Hawu Mehara, dan Kecamatan Sabu Barat,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang Rahmatullah Adji di Kupang, Kamis (15/9/2022).