logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMi Pati Garut Ramah bagi...
Iklan

Mi Pati Garut Ramah bagi Lambung

Kenaikan harga gandum bisa menjadi pemantik kesadaran pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mulai mengurangi ketergantungan terhadap gandum dan mengoptimalkan penggunaan bahan pangan lokal.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
Β· 1 menit baca
Pekerja mengeringkan olahan sagu untuk diolah menjadi tepung di Desa Campurejo, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (21/11/2018). Tepung sagu yang dijual Rp 17.000 per kilogram untuk kebutuhan industri makanan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja mengeringkan olahan sagu untuk diolah menjadi tepung di Desa Campurejo, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (21/11/2018). Tepung sagu yang dijual Rp 17.000 per kilogram untuk kebutuhan industri makanan.

Kabar perihal kenaikan harga mi instan sebagai imbas naiknya harga gandum dunia akibat perang Rusia-Ukraina sempat menjadi salah satu topik hangat yang dibicarakan masyarakat Indonesia. Keberadaan bahan pangan alternatif pengganti gandum untuk bahan baku utama pembuatan mi perlu dioptimalkan. Mi dari pati garut salah satunya.

Dalam sebuah webinar pada Senin (8/8/2022), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, harga mi instan bakal naik tiga kali lipat dalam waktu dekat. Menurut data Kementerian Perindustrian, harga mi instan kuah di tingkat konsumen telah mengalami kenaikan dua kali pada rentang waktu 2019-Mei 2022. Pada 2019, harga mi instan kuah Rp 2.500 per kemasan, meningkat menjadi Rp 2.750 pada 2021, dan menjadi Rp 3.000 per Mei 2022 (Kompas, 11/8/2022).

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan