Mempersatukan Bolaang Mongondow dari Timur lewat Kebudayaan
Tak henti-hentinya semboyan orang Mongondow digaungkan malam itu, yakni ”mototompiaan”, ”mototabian”, ”bo mototanoban”. Artinya saling memperbaiki, saling menyayangi, dan saling mengingatkan.
”Kalau memang kita tidak bisa disatukan oleh politik, biarlah kebudayaan yang menyatukan kita. Jika mencintai kebudayaan, kita akan lebih mencintai tanah leluhur dan identitas sebagai orang Mongondow,” seru Sam Sachrul Mamonto, Kamis (21/7/2022), kepada para hadirin rapat paripurna di Kantor DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Ungkapan itu disampaikan oleh sang bupati pada hari yang istimewa. Sebab, Bolaang Mongondow Timur, daerah yang ia pimpin, genap berusia 14 tahun setelah mekar dari Kabupaten Bolaang Mongondow. ”Ibarat bayi, sekarang kabupaten ini sudah menginjak usia kedewasaan, semakin maju,” ujarnya lagi.