logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTarif Tiket dan Simalakama...
Iklan

Tarif Tiket dan Simalakama Pelestarian Borobudur

Wacana kenaikan harga tiket masuk-naik bangunan Candi Borobudur menuai polemik. Di satu sisi, konservasi penting demi memperpanjang usia candi, di sisi lain kenaikan fantastis rentan memupus unsur inklusivitas Borobudur.

Oleh
GREGORIUS MAGNUS FINESSO, REGINA RUKMORINI, KRISTI DWI UTAMI, COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
Β· 1 menit baca
Pada musim libur Lebaran tahun ini, jumlah pengunjung di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan mulai dibatasi.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI

Pada musim libur Lebaran tahun ini, jumlah pengunjung di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan mulai dibatasi.

Wacana kenaikan tarif tiket masuk ke bangunan Candi Borobudur hingga Rp 750.000 per orang membuat publik gerah. Pro dan kontra berhadap-hadapan di ruang-ruang percakapan. Di satu pihak, menjadikan konservasi sebagai pembenar, di pihak lain muncul anggapan ekslusivisme warisan budaya Nusantara tersebut hanya akan semakin menjauhkan anak bangsa dari akar sejarahnya.

Konservasi akibat kerusakan batuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memang mendesak. Ini buah dari aliran pengunjung yang tak pernah dibatasi. ”Di sejumlah titik, ada permukaan batuan candi yang cekung, tergerus hingga lima sentimeter dari kondisi awal,” ujar Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Bramantara, Senin (6/6/2022).

Editor:
GESIT ARIYANTO
Bagikan