logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKemitraan Konservasi Jalan...
Iklan

Kemitraan Konservasi Jalan Tengah untuk Selesaikan Konflik TNGL Wilayah Langkat

Skema kemitraan konservasi yang memberikan akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan secara terbatas terus didorong untuk menyelesaikan konflik di Taman Nasional Gunung Leuser. Skema itu diharapkan jadi solusi.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
Sudaryono, petani, menebang tanaman non-kehutanan, seperti sawit, di zona rehabilitasi Taman Nasional Gunung Leuser di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (6/9/2018). Melalui skema mitra konservasi, warga menebang tanaman non-kehutanan dari lahan 1.200 hektar, kemudian menggantinya dengan tanaman hutan dan endemik.
KOMPAS/ NIKSON SINAGA

Sudaryono, petani, menebang tanaman non-kehutanan, seperti sawit, di zona rehabilitasi Taman Nasional Gunung Leuser di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (6/9/2018). Melalui skema mitra konservasi, warga menebang tanaman non-kehutanan dari lahan 1.200 hektar, kemudian menggantinya dengan tanaman hutan dan endemik.

STABAT, KOMPAS β€” Skema kemitraan konservasi yang tetap memberikan akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan secara terbatas terus didorong untuk menyelesaikan konflik di Taman Nasional Gunung Leuser, di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Skema itu diharapkan bisa menjadi solusi menangani konflik yang sudah belasan tahun tanpa solusi.

”Selama ini pendekatan yang diambil untuk menyelesaikan konflik di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah penegakan hukum, tetapi tampaknya tidak menyelesaikan masalah. Skema kemitraan konservasi ini jadi jalan tengah, mudah-mudahan bisa menyelesaian konflik yang sudah belasan tahun terjadi,” kata Pelaksana Tugas Bupati Langkat Syah Afandin, Sabtu (19/3/2022).

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan