logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บFilosofi Kudi, Perang...
Iklan

Filosofi Kudi, Perang Diponegoro, dan Kebangkitan Pandai Besi Banyumas

Para pandai besi di Desa Pasir Wetan, Banyumas, kembali bergeliat di tengah pandemi. Salah satu produksinya adalah kudi, perkakas pertanian khas Banyumas ini sarat makna.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
ยท 1 menit baca
Suasana tempat pembuatan peralatan pertanian dari logam di Desa Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (15/2/2022).
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Suasana tempat pembuatan peralatan pertanian dari logam di Desa Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (15/2/2022).

Dentang suara besi beradu dari warga yang menempa baja menandai detak kehidupan Desa Pasir Wetan, sentra logam di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Hidup turun-temurun sebagai pandai besi, mereka perlahan bangkit dari pandemi. Jika dulu dikenal sebagai tempat produksi persenjataan perang di era Perang Diponegoro, kini mereka memasok peralatan pertanian, termasuk kudi, perkakas agraris khas daerah Banyumasan yang sarat filosofi.

โ€Pandemi Covid-19 sempat membuat pesanan anjlok sampai 50 persen. Apalagi, saat pembatasan-pembatasan sehingga membuat banyak pasar tutup,โ€ kata Fajar Tri Anggara (26), generasi keempat pemilik usaha Pandhe Besi Putra Cendana di Desa Pasir Wetan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (15/2/2022).

Editor:
GREGORIUS MAGNUS FINESSO
Bagikan