logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บToleransi dalam Lakon Wayang...
Iklan

Toleransi dalam Lakon Wayang Wahyu

Perayaan Natal di Daerah Istimewa Yogyakarta ikut dimeriahkan pentas kesenian wayang wahyu. Selain menunjukkan akulturasi budaya, wayang wahyu juga menjadi simbol toleransi karena melibatkan umat lintas agama.

Oleh
HARIS FIRDAUS
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L8QqAO6xoc71p7jtLHadm0KQri8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F3d43ccb1-3374-40e5-8201-54c0fbc9e136_jpg.jpg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Pergelaran wayang wahyu tentang kelahiran Yesus Kristus dipentaskan di Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (15/12/2021) sore. Wayang wahyu merupakan pentas wayang kulit yang lakon atau ceritanya bersumber dari Alkitab atau kitab suci umat kristiani.

โ€Yesus Sayang Ku/Kau begitu lucu/Mungil tubuhmu/Inilah ibumuโ€.

Lagu itu menggema dalam pentas wayang di Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (15/12/2021) sore. Diiringi lantunan gamelan, sejumlah perempuan dan laki-laki menyanyikan tembang tersebut untuk menggambarkan kebahagiaan Maria yang baru saja melahirkan Yesus. Suasana sukacita pun merebak karena Sang Juru Selamat telah lahir ke dunia.

Editor:
Muhammad Ikhsan Mahar
Bagikan