logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊGambangan Berkisah Hilangnya...
Iklan

Gambangan Berkisah Hilangnya Hutan

Berkah alam yang melimpah-limpah mengetuk para petani mengucap syukur. Di bawah langit temaram, petani menunggui padi sembari bergambang. Suara ketukan bilah-bilah mahang dan nyanyian syukur lalu membentuk satu harmoni.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/60EE6_cPS2m50LX0FGPHzGwBdkU=/1024x685/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F11260461-a5e3-44e1-998f-c0ca5e0acb1a_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Musik gambangan dibawakan pada acara Gambangan Bercerito di Sanggar Muaro Jambi Bersakat, Desa Jambi Tulo, Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (13/11/2021). Kidungnya bercerita tentang duka hati melihat hutan telah hangus.

Ketukan kayu mahang (Macaranga mauritiana) dan senandung mengisi malam demi malam di Pematang Damar. Musik yang diwariskan turun-temurun itu hilang tatkala kebakaran melanda enam tahun silam. Di tangan sejumlah pemuda, kisah gambang kembali hidup.

Kesenian tradisi yang sempat meredup itu lahir baru. Bertransformasi lewat perjuangan para petani muda di Jambi Tulo, Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Editor:
nelitriana
Bagikan