logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSetan Petaka dalam Sebotol Cap...
Iklan

Setan Petaka dalam Sebotol Cap Tikus

Cap Tikus, minuman keras khas Minahasa dengan kandungan alkohol di atas 40 persen, adalah sebuah produk budaya yang bebas dikonsumsi. Namun, minuman itu pula yang memicu kriminalitas di seantero Sulawesi Utara.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6q3_FqGWI4dhemCPG9d378GjXz4=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F9df5b9a4-77f7-4dba-bedf-ac35c87aebc8_JPG.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Minuman keras Cap Tikus yang terbuat dari fermentasi air nira pohon aren. Foto diambil di Manado, Rabu (3/3/2021).

Malam masih sangat jauh dari larut ketika Daniel Laheking (23) berkumpul bersama tiga kawannya di depan Lorong Argentina, Kelurahan Kombos Barat, Manado, Sulawesi Utara. Di depan mereka berjajar beberapa botol 600 mililiter. Cairan di dalamnya tampak bening dan jernih seperti air, tetapi aromanya menyengat tajam saat diendus.

Sedikit demi sedikit cairan itu mereka tenggak di sela bincang dan canda, meninggalkan sensasi panas di leher dan dada. Aromanya yang menusuk hingga ke hidung bikin mereka sesekali menyeringai. Mililiter demi mililiter yang mengaliri kerongkongan pun membawa mereka semakin dekat ke alam kemabukan.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan