logo Kompas.id
NusantaraMenyulap Abu Batubara PLTU...
Iklan

Menyulap Abu Batubara PLTU Amurang Menjadi Rumah dan Jalan

Adalah kemubaziran besar jika ”fly ash” sisa pembakaran batubara di PLTU, yang nilai kemanfaatannya sangat tinggi di bidang konstruksi, hanya teronggok begitu saja. Namun, kita tak boleh terus bergantung pada batubara.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UnEydHs9vEPrjyW2MT7b05gcXI0=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fa504f0a1-6c17-4d64-92cd-3c70eda702ff_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Hajikh Syeklik (55) berdiri di depan rumahnya yang disusun dari batako berbahan dasar abu terbang (”fly ash”) di Desa Tawaang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu (27/10/2021). ”Fly ash” adalah sisa pembakaran batubara di PLTU Amurang.

Semringah dan bangga tebersit di wajah Hajikh Syeklik (55) ketika mengamati rumahnya sendiri dari luar. Tak pernah ia sangka gubuk berdinding tripleks dan berlantai tanah yang bertahun-tahun menaunginya dan enam anggota keluarganya bisa disulap menjadi rumah beton kokoh.

”Dulu rumah saya terasa kecil dan sempit. Bahan bangunan yang dipakai juga seadanya saja. Kurang enak rasanya buat ditinggali, tetapi sekarang sangat nyaman,” kata Hajikh, Rabu (27/10/2021), ketika ditemui di rumahnya yang bertembok putih dan beratap seng biru, di pesisir Desa Tawaang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan