logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊJateng Siaga Bencana, Kepekaan...
Iklan

Jateng Siaga Bencana, Kepekaan Warga pada Tanda-tanda Alam Penting

Berdasarkan data BPBD Jateng, dari 1 Januari hingga 18 Oktober 2021 telah terjadi 1.251 bencana. Tanah longsor menjadi yang terbanyak dengan 521 kejadian, disusul angin kencang, kebakaran lahan atau hutan, dan banjir.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hTXKUaseKw1k7Tc-H9Nbn0HPPdI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F105a0bbf-fa5e-477e-95d4-a6153bc5cf66_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Alat berat membersihkan material longsor di Desa Kalijering, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). Tiga orang tertimbun longsoran dalam kejadian ini.

SEMARANG, KOMPAS β€” Provinsi Jawa Tengah menetapkan kesiagaan terhadap ancaman bencana seiring semakin mendekati puncak musim hujan yang diperkirakan pada Desember 2021. Sistem peringatan dini, baik modern maupun tradisional, terus disiapkan. Kepekaan warga terhadap tanda-tanda alam dinilai sangat penting.

Menurut data peta potensi rawan banjir dan longsor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, 250 desa/kelurahan di provinsi itu masuk dalam potensi kelas tinggi longsor. Sementara 66 desa/kelurahan ada dalam kelompok potensi kelas tinggi banjir pada musim hujan.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan