logo Kompas.id
Nusantara”A Thousand Cuts”, Ketika...
Iklan

”A Thousand Cuts”, Ketika Demokrasi Disayat dan Pers Dibungkam

Para jurnalis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah dibungkam dengan perundungan siber dan pemenjaraan. Gejala yang sama seperti di Filipina dikhawatirkan mulai dan sedang terjadi di Indonesia.

Oleh
YOLA SASTRA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FMVlkxNal__a7gBlvo77kOg306g=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FWhatsApp-Image-2021-11-05-at-10.58.17_1636084843.jpeg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Direktur PUSaKO Universitas Andalas Feri Amsari (kiri) berbicara didampingi Direktur LBH Padang Indira Suryani (tengah), dan moderator anggota AJI Padang, Febrian Fachri, dalam diskusi film A Thousand Cuts karya Ramona S Diaz yang diadakan AJI Padang di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/11/2021) malam.

PADANG, KOMPAS — Film A Thousand Cuts karya Ramona S Diaz menggambarkan bagaimana demokrasi di Filipina disayat-sayat di masa pemerintahan Presiden Rodrigo R Duterte. Para jurnalis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah dibungkam dengan perundungan siber dan pemenjaraan. Gejala yang sama dikhawatirkan mulai dan sedang terjadi di Indonesia.

Demikian benang merah acara menonton bersama dan diskusi film A Thousand Cuts yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/11/2021) malam. Diskusi menghadirkan Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Universitas Andalas Feri Amsari dan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Indira Suryani sebagai pemantik.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan