logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊHabiskan Rp 138 Miliar,...
Iklan

Habiskan Rp 138 Miliar, Konflik dan Perburuan Satwa di Aceh Belum Reda

Konflik, perburuan, dan kerusakan habitat satwa lindung terus terjadi di Aceh. Perlu evaluasi menyeluruh bagaimana penggunaan anggaran untuk perlindungan satwa di Aceh agar benar-benar berjalan sesuai rencana.

Oleh
ZULKARNAINI MASRY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/URYh5VNkGKjaArbhoilEr-feGH8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190723_ENGLISH-SERIAL_A_web_1563890689.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Orangutan bernama Hope dirawat di Stasiun Karantina dan Rehabilitasi Orangutan Batu Mbelin yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari-Program Konservasi Orangutan Sumatera (YEL-SOCP) di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (11/7/2019). Setelah dirawat selama empat bulan, kondisi fisik Hope yang sempat kritis karena 74 peluru senapan angin di tubuhnya kini mulai membaik. Namun, kondisi psikisnya hingga kini belum membaik. Hope masih trauma karena buta total dan anaknya mati.

BANDA ACEH, KOMPAS β€” Sejak 2012 hingga 2021, Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) telah menggelontorkan anggaran Rp 138,017 miliar untuk perlindungan satwa di Provinsi Aceh. Namun, kerusakan habitat, konflik satwa, dan perburuan belum mereda. Dampak yang ada dinilai tidak sebanding dengan anggaran yang dihabiskan.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur, Rabu (3/11/2021), menuturkan perlu evaluasi menyeluruh bagaimana penggunaan anggaran untuk perlindungan satwa di Aceh agar benar-benar berjalan sesuai rencana.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan