logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บTewasnya Siswa di Ende Akibat ...
Iklan

Tewasnya Siswa di Ende Akibat Gigitan Anjing Rabies Ancam Pariwisata Flores

Kasus rabies yang sudah berlangsung sejak 1996 di Sikka menyebar ke seluruh Flores dan Lembata. Sampai saat ini penanganannya tak menyeluruh.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OEIovA833kR_Cwn0TXOERjkUVxk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180906_VAKSINASI-HEWAN_D_web.jpg
KOMPAS/ SAMUEL OKTORA

Seorang petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Sikka (kanan) di Flores, Nusa Tenggara Timur, memberi vaksin antirabies pada kucing di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Sikka, Kamis (6/9/2018). Kucing merupakan salah satu hewan penular rabies (HPR) selain anjing, kera, kelelawar, maupun hewan berdarah panas lainnya.

RUTENG, KOMPAS โ€” Ferdy Paty (9), siswa kelas IV SD di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, tewas setelah digigit anjing rabies. Kasus ini perlu segera diatasi agar tak terulang karena bisa  mengancam pariwisata di Flores-Lembata, temasuk pariwisata superpremium di Labuan Bajo.

Ketua Forum Penanggulangan Rabies Flores-Lembata drh Maria Geong di Ruteng, Minggu (31/10/2021), mengatakan, kasus gigitan anjing rabies di Flores memang tidak marak seperti Covid-19. Setiap tahun terjadi beberapa kejadian gigitan anjing rabies yang menyebabkan kematian korban di salah satu dari sembilan kabupaten di Flores-Lembata.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan