logo Kompas.id
NusantaraListrik Penerang Hadirkan...
Iklan

Listrik Penerang Hadirkan ”Mendung Gelap” Petani di Danau Poso

Uji coba pembangkit listrik milik swasta di Poso dengan membendung badan air malah merendam ratusan hektar sawah produktif sejak Mei 2020. Petani terdampak dan menuntut keadilan yang proporsional.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Z1fyTJB-HwkKE1StIeNcTsG6zpw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fb1bc58fa-c7ea-4325-a280-58b3435002c0_JPG.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Berlin Madjanggo (61) berdiri di petak sawahnya yang ditumbuhi rumput di Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (2/10/2021). Sawah ditelantarkan karena sesekali terendam air dari pasang Danau Poso yang terdampak bendungan PLTA Poso 1.

Rerumputan berdaun runcing tumbuh menguasai petak sawah di Desa Meko, Pamona Barat, Poso, Sulawesi Tengah. Dalam 1,5 tahun terakhir, petak-petak sawah itu kalah oleh rerumputan yang tergenang air dengan kedalaman 5-30 sentimeter. Air berubah warna kecoklatan karena akar rumput sebagian telah membusuk.

Tiga bulan lalu, pemilik sawah, Berlin Madjanggo (61), menyemprotkan herbisida di petak-petak tersebut. Seiring waktu dan terus tergenangnya air, rumput kembali menjejali petak sawah. ”Saya masih semprot dengan herbisida dengan harapan airnya surut dan tak masuk ke petak lagi sehingga sawah bisa segera diolah. Ternyata air kembali masuk dan sawah ini tak pernah kering lagi,” tutur petani sekaligus Ketua Dewan Adat Desa Meko, Sulawesi Tengah, Sabtu (2/10/2021).

Editor:
gesitariyanto
Bagikan