logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊGeliat Ekonomi dari Pembakaran...
Iklan

Geliat Ekonomi dari Pembakaran Biomassa untuk Listrik

Pemakaian biomassa sebagai substitusi batubara di PLTU Jeranjang di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya berdampak mengurangi emisi. Sektor ekonomi masyarakat juga turut bergeliat.

Oleh
ismail zakaria
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JgWnn14nTAl_p8U2iNdXlrn2ncg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fbeee3f8d-a947-4629-a8c1-48b7037e2136_jpg.jpg
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Proses pencacahan bahan biomassa sampah di Tempat Pembuangan Akhir Kebon Kongok, Lombok Barat, Senin (11/10/2021). Produksi biomassa sampah itu kemudian didistribuskan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Sejak akhir 2020, PLN UIW NTB mulai mendorong penggunaan biomassa seperti sampah dan serbuk kayu sebagai substitusi batubara di PLTU Jeranjang. Sayangnya, pasokan biomassa masih terbatas bahkan belum mampu memenuhi kebutuhan 3 persen (sekitar 45 ton) seluruh unit pembangkit PLTU Jeranjang yang berkapasitas 3x25 MW.

Begitu mesin pengolahan kayu dimatikan, lima pekerja yang sejak siang hingga sore mengolah puluhan gelondongan kayu di Desa Lempah Sempage, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/10/2021), langsung beristirahat.

Tak lama berselang, Muazzinin (33), salah seorang warga, datang dan mendekati mesin yang baru ditinggalkan. Muazzinin datang bukan untuk menghidupkan mesin itu kembali, melainkan berjalan ke sisi belakangnya. Tempat di mana serbuk kayu berwarna kuning menumpuk.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan