Pembatik Jawa Timur Terus Bangun ”Pertahanan”
Pandemi Covid-19 meningkatkan tantangan dan kendala bagi para perajin batik, termasuk di Jawa Timur. Pemanfaatan media sosial untuk pemasaran, pendekatan personal, peningkatan kualitas menjadi solusi agar batik lestari.
BANGKALAN, KOMPAS — Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 dan belum mereda hingga kini memukul perkembangan industri batik, termasuk di Jawa Timur. Pembatik bertahan bahkan bisa berkembang melalui berbagai jalan, antara lain terobosan desain dan teknik, jejaring pemasaran, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Dalam peringatan Hari Batik, Sabtu (2/10/2021), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan warga provinsi tersebut untuk menghargai pelestarian batik. Caranya, membeli batik tulis atau cap bukan kain motif batik dicetak mesin dari para perajin.