logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊNasib Nelayan Natuna Terimpit ...
Iklan

Nasib Nelayan Natuna Terimpit Pusaran Konflik

Kekayaan laut Natuna menjadi ironi berkelanjutan. Nelayan lokal seperti dibiarkan sendiri berhadapan dengan ganasnya laut dan kekuatan asing yang intimidatif.

Oleh
Pandu Wiyoga
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NTmF-bAv9m0nwCZtpq1f7fGzeqw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FDSC07532_1594982979.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Nelayan menambatkan kapal di Kampung Tua Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (8/2/2020).

Nelayan tradisional di Natuna, Kepulauan Riau, menghadapi dua ancaman sekaligus. Pertama, mereka terintimidasi kehadiran kapal-kapal China. Kedua, mereka harus bertahan hidup di tengah praktik penangkapan ikan berlebih oleh kapal pukat dari luar dan dalam negeri.

Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri, Jumat (24/9/2021), mengatakan, para nelayan masih merasa waswas untuk melaut di tengah situasi Laut Natuna Utara (LNU) yang terus memanas. Sebelumnya, pada 13 September, empat nelayan tradisional Natuna bertemu empat kapal militer dan dua kapal penjaga pantai China. Pemberitaan ini disambut reaktif TNI AL yang bernada bantahan.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan