logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMembangkitkan Kembali Tradisi ...
Iklan

Membangkitkan Kembali Tradisi Ngobeng di Palembang

Tradisi ngobeng membuktikan bahwa Palembang sudah menjadi kota peradaban sejak lama. Hal ini tampak dari akulturasi budaya dari berbagai bangsa di dunia. Tradisi lama itu kini menggeliat dijadikan ikon pariwisata.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qSNbek2avTUy6o7v51CX_HOl9Pk=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210904_093807_1631779231.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kue dan Kuliner Sumatera Selatan Yus Elisa menyiapkan hidangan untuk tradisi ngobeng di salah satu rumah limas di kawasan Kampung Palembang, Sabtu (4/9/2021). Ngobeng adalah tradisi makan bersama warga Palembang yang sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang Darusalam. Tradisi ini menyatukan budaya sejumlah bangsa, yakni Arab (Yaman), India, dan China.

Tradisi ngobeng, makan bersama ala warga Palembang, Sumatera Selatan, menunjukkan, akulturasi budaya Arab, China, dan India dengan budaya lokal sejak dulu tumbuh subur di Palembang. Tradisi itu kembali dihidupi dan didorong menjadi ikon pariwisata.

Matahari belum gagah bersinar saat Ahmad Rivai (56) dibantu beberapa rekannya mempersiapkan bahan untuk membuat nasi minyak di kawasan Kampung Palembang, Kelurahan 4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sabtu (4/9/2021). Makanan khas Palembang yang terpengaruh tradisi Timur Tengah itu akan digunakan sebagai hidangan utama perayaan tradisi ngobeng, sebuah tata cara makan orang Palembang yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darusalam.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan