logo Kompas.id
›
Nusantara›Menimba Semangat Perjuangan...
Iklan

Menimba Semangat Perjuangan dari Senjata Tradisional Sulteng

Senjata tradisional Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya dipamerkan dalam ekshibisi di Kota Palu. Dari senjata pusaka itu diketengahkan semangat perjuangan membela kepentingan umum demi kemajuan bangsa.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/spD9Oz-3bFKBWNbRvwXsuyzo7kc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F2c08bd82-f872-4c6c-80d0-f9d5156db52f_JPG.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Tampak sebagian guma, senjata tradisional Sulawesi Tengah, dipamerkan dalam ekshibisi di Markas Komando Resor Militer 132/Tadulako, Kota Palu, Sulteng, Minggu (5/9/2021).

Senjata tradisional Sulawesi Tengah yang dipakai nenek moyang melawan penjajah menjadi warisan budaya yang layak dilestarikan dan dimaknai terus-menerus. Benda-benda budaya tersebut menyimpan dengan awet semangat perjuangan, yakni rela berkorban dan menjunjung tinggi kepentingan umum, yang rasanya masih sangat relevan dalam mewujudkan kesejahteraan bersama saat ini.

Guma, sejenis parang yang dipakai sebagai senjata perang suku Kaili yang mendiami Lembah Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah, berjejer di tiga meja sepanjang 6 meter. Ada mata atau bilah guma sepanjang 60 sentimeter (cm), ada yang 30 cm. Sebagian mata guma lebarnya sampai 5 sentimeter, sebagian lagi tipis hanya 2 cm.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan