logo Kompas.id
NusantaraDilema Warga Melepas Tanah di ...
Iklan

Dilema Warga Melepas Tanah di ”Pulau Emas” Sangihe

PT Tambang Mas Sangihe membatalkan tawaran pembelian lahan warga dengan harga Rp 5.000 per meter persegi. Kini, harga ditetapkan sesuai kesepakatan antara perusahaan dan pemilik lahan.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EcKbXus04cKB1il1ZvVvkTt9bx0=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F13161f5b-0bde-480b-b2b6-2f7d9e9b2997_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Faris Makahinda (38), warga Kampung Salurang, Tabukan Selatan Tengah, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, ketika ditemui di rumahnya, Senin (9/8/2021). Tiga petak kebun Faris masuk ke dalam wilayah konsesi PT Tambang Mas Sangihe.

Akhir-akhir ini, Faris Makahinda (38) sering berkhayal punya duit Rp 10 miliar. Seandainya uang itu sudah di tangan, setengah bakal ia depositokan di bank, sedangkan sisanya untuk membeli kapal ikan serta lahan perkebunan baru. Jika masih ada sisa lagi, warung makan keluarganya akan ia pugar.

Pria lajang asal Kampung Salurang, desa pesisir di tenggara Pulau Sangihe, Sulawesi Utara, itu yakin angannya menjadi miliarder tak lagi jauh dari kenyataan. Ia tinggal menjual tiga petak kebun seluas 5 hektar miliknya kepada PT Tambang Mas Sangihe (TMS), perusahaan Kanada-Indonesia yang namanya saja cukup menjelaskan eksistensinya.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan