logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTes dan Pelacakan Masih Jadi...
Iklan

Tes dan Pelacakan Masih Jadi Pekerjaan Rumah bagi Kota Semarang

Dari data Pemkot Semarang, rasio kontak erat per kasus baru per minggu 2,4. Padahal, seharusnya lebih dari 14. Menurut Wali Kota Semarang, salah satu kendala belum optimalnya pelacakan dan tes karena keterbatasan SDM.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4a2yuNHjfoRJciYEV1iQWtcanZA=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F81962297-f2d5-49d7-b52c-a93098d8b05f_jpg.jpg
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Warga mengantre untuk menerima vaksin Covid-19 dosis kedua di Klinik Pratama Kartika I, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (12/8/2021). Mereka mengalami penundaan penyuntikan vaksin dosis kedua. Sebelumnya, mereka mengikuti vaksinasi massal yang diadakan TNI.

SEMARANG, KOMPAS β€” Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah aglomerasi Semarang Raya, termasuk Kota Semarang, turun dari level 3 ke level 2, Senin (30/8/2021) malam. Namun, masih ada pekerjaan rumah bagi ibu kota Jawa Tengah tersebut, yakni belum optimalnya tes dan pelacakan.

Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id per Selasa (31/8/2021) pukul 16.40, terdapat 86.761 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang. Sebanyak 135 orang dirawat atau isolasi mandiri, 66.960 orang sembuh, dan 6.293 orang meninggal. Dari 135 kasus aktif, 95 orang merupakan warga Kota Semarang, sedangkan 40 orang lainnya warga luar kota.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan