logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSiasat Petani Bunga Tetap...
Iklan

Siasat Petani Bunga Tetap Wangi meski Pandemi

Petani bunga kehilangan pasar pernikahan dan hajatan saat pandemi. Sebagian beralih usaha akibat tidak mau merugi terlalu lama.

Oleh
tatang mulyana sinaga
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EWdM-jhBwOijYoSWPc-d12Xp5kc=/1024x689/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F20210811TAM-07_1628621477.jpg
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Petani bunga merawat mawar di Kampung Ciwangun, Desa Cihanjuang Rahayu, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (10/8/2021). Pasar bunga yang lesu saat pandemi Covid-19 membuat sejumlah petani harus bersiasat untuk bisa bertahan.

Petani bunga di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bertatih-tatih diterjang gelombang pandemi Covid-19. Sebagian menyerah, membiarkan bunga layu, gugur, dan membusuk karena tak laku. Namun, tak sedikit yang bersiasat dengan beragam cara untuk mereduksi beban akibat hantaman badai Covid-19.

Di bawah rangka bambu tanpa atap, Engkus Junaidi (46) sibuk mencabut gulma yang mengotori kebunnya di Kampung Ciwangun, Desa Cihanjuang Rahayu, Parongpong, Selasa (10/8/2021) sore. Bekas green housebunga mawar itu dialihfungsikan menjadi kebun sayur untuk merintis jalan ekonomi baru saat pandemi.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang, gesitariyanto
Bagikan