logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKepak Sayap Elang Paria di...
Iklan

Kepak Sayap Elang Paria di Kawah Gunung Lokon

Elang-elang yang tadinya terkurung itu kini telah kembali bebas. Bersama kepak sayapnya yang membelah terpaan angin, teriring harapan kelestarian alam. Perjuangan menyelamatkan satwa berlanjut.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zOspgeL5P3NO7arFpI8430BFMsU=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2Fb35c3fef-295c-4fb3-8993-4276a238c3f8_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Seekor elang paria (Milvus migrans) hinggap di bebatuan setelah dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, Selasa (3/8/2021).

Enos Pontororing sungguh tak mengira dirinya akan berada di kawah Gunung Lokon, Selasa (3/8/2021) siang itu. Ketika menerima undangan untuk menghadiri pelepasliaran empat elang paria atau Milvus migrans di Cagar Alam Gunung Lokon, Asisten II Pemerintah Kota Tomohon itu mengira acara hanya digelar seremonial di tanah lapang di kaki gunung.

Ternyata, dari titik temu di Kelurahan Kakaskasen, Enos yang datang bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tomohon John Kapoh dan beberapa staf diantar dengan mobil ke jalur pendakian Sungai Pasahapen. Dari sana, mereka menyusuri bekas alur lahar ke Kawah Tompaluan di ketinggian 1.140 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan