FotografiFoto CeritaMengenang Senja Pantai Kuta
Kompas/Wawan H Prabowo

Mengenang Senja Pantai Kuta

Selama masa pandemi Covid-19, tak ada lagi wisatawan yang bisa leluasa menikmati pesona keemasan langit senja di Pantai Kuta.

Oleh
WAWAN HADI PRABOWO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sBwuYBPSF6ogWBJbZwAlEiRSjBw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2Fd7f4c716-8353-4a05-b6eb-2cd6aa325cef_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Deretan Payung Senja

”Langit terlihat gelap dan kelabu karena tidak ditemani pujaan hatiku,” begitu kata jurnalis daring Eko Sulestyono, Senin (2/8/2021), saat berbagi cerita melalui sambungan telepon tentang kesan pertamanya ketika tiba di ”Pulau Dewata”. Eko Sulestyono yang oleh kawan sejawatnya dipanggil Pak Eko itu hijrah dari Jakarta ke Bali untuk menerima tawaran bekerja di sebuah kantor media asing tanpa didampingi sang istri. Langit gelap dan kelabu menjadi ungkapan kesedihan Pak Eko karena ia harus berpisah jauh dari orang-orang terkasih untuk menggapai mimpi.

Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia sepertinya juga tengah dinaungi awan gelap dan kelabu selama masa pandemi Covid-19 ini. Sektor pariwisata yang menjadi andalannya tengah mati suri. Penutupan akses masuk bagi wisatawan dan kawasan wisata telah menyebabkan terhentinya berbagai jenis usaha yang terkoneksi dengan pariwisata, seperti perdagangan, akomodasi, industri pengolahan, industri jasa, dan transportasi.

Memuat data...
Memuat data...