logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊIndustri Pariwisata DI...
Iklan

Industri Pariwisata DI Yogyakarta Klaim Rugi Rp 10 Triliun Selama Pandemi

Para pelaku industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta diklaim merugi sekitar Rp 10 triliun selama pandemi Covid-19. Pemda DIY diharapkan segera memberikan bantuan untuk menjaga kelangsungan industri pariwisata.

Oleh
HARIS FIRDAUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yLpJnbz9ImimDowYYIJtgSMz6Bk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Fb38a2c20-3656-4067-9c96-956cca2eaeca_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan menikmati suasana sore di obyek wisata Teras Merapi di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7/2021). Pada hari itu, obyek wisata tersebut masih menerima kunjungan wisatawan saat sebagian besar obyek wisata lainnya di DIY ditutup sementara seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

YOGYAKARTA, KOMPAS β€” Kerugian industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai Rp 10 triliun selama 16 bulan pandemi Covid-19. Pemerintah daerah diharapkan turun tangan menjaga kelangsungan industri pariwisata itu.

Data tersebut dipaparkan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY. Organisasi ini beranggotakan 22 asosiasi industri dan profesi pariwisata. Mereka, antara lain, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, serta Gabungan Perhotelan Yogyakarta. Selain itu, ada juga Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda).

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan