Ternate, nama yang tersohor di dunia sejak berabad-abad lalu karena cengkehnya, menjadi incaran bangsa Barat untuk datang dan menguasainya. Negeri kaya rempah itu menjadi rebutan Portugis, Spanyol, dan Belanda. Cengkeh menjadi alasan bangsa Barat membangun benteng pertahanan di Ternate. Benteng itu menjadi saksi betapa cengkeh menjadi komoditas berharga yang dipertahankan dengan segala cara.
Keberadaan benteng-benteng itu menopang ambisi memonopoli perdagangan cengkeh. Benteng peninggalan Portugis, Spanyol, atau Belanda tersebar di penjuru pulau-pulau penghasil cengkeh di Maluku Utara. Sebelum mereka ada saudagar Cina dan Arab yang tiba di Ternate dengan alasan sama, tetapi tidak ada benteng yang dibangun.