logo Kompas.id
NusantaraPelaku Perjalanan di NTT...
Iklan

Pelaku Perjalanan di NTT Menganggap Kewajiban Tes PCR Terlalu Membebani

Sejumlah warga Nusa Tenggara Timur yang melakukan perjalanan menilai kewajiban tes ”polymerase chain reaction” atau PCR sebagai syarat perjalanan sangat membebani masyarakat. Mereka menilai, hal itu sebaiknya ditiadakan.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TPdw8ORkyMIlolmv9f8swL_9_rE=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Fa3c2aa6a-17b6-488f-a5c0-8c767cf3e569_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (15/9/2020).

KUPANG, KOMPAS — Masyarakat Nusa Tenggara Timur yang melakukan perjalanan ke luar daerah meminta kewajiban tes polymerase chain reaction atau PCR sebagai syarat perjalanan ditiadakan karena membebani warga. Ketentuan memperlihatkan surat tugas dinas dari lembaga tertentu juga merepotkan pelaku perjalanan.

Mary Angela Wawo (52), warga Kupang, di Kupang, Selasa (20/7/2021), mengatakan, dirinya sudah antre tiga hari di UPT Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) NTT untuk mendapatkan kesempatan tes PCR. Setiap hari, Labkesmas NTT memeriksa 40-50 pelaku perjalanan dengan biaya Rp 700.000 per orang.

Editor:
agnespandia
Bagikan