logo Kompas.id
NusantaraPenerapan PPKM Darurat di DI...
Iklan

Penerapan PPKM Darurat di DI Yogyakarta Dinilai Belum Efektif

Penerapan PPKM darurat di Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai belum efektif menurunkan penularan Covid-19. Jumlah kasus Covid-19 masih tinggi. Epidemiolog menilai, hal ini karena kebijakan PPKM kurang konsisten.

Oleh
HARIS FIRDAUS
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dzDtZhaOSo_RlBgps6TLu1KTE74=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Fc632a841-855d-447a-be60-00102a787a4b_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Polisi memerintahkan kendaraan berbalik arah dalam kegiatan pemeriksaan di perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (14/7/2021). Pengendara yang tidak dapat menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19, surat keterangan hasil uji swab, dan surat jalan, diwajibkan berbalik arah menuju tempat asal.

YOGYAKARTA, KOMPAS —  Penerapan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat di Daerah Istimewa Yogyakarta  dinilai belum efektif menurunkan penularan Covid-19. Meski PPKM darurat telah dijalankan dua pekan, jumlah kasus Covid-19 di DIY masih tinggi.

”Kalau memang PPKM darurat itu berdampak, harusnya sudah terasa pada akhir minggu lalu. Minimal kemudian kasusnya melandai, sementara ini kan kasusnya masih terus meningkat,” ujar epidemiolog Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, saat dihubungi, Jumat (16/7/2021), di Yogyakarta.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan