logo Kompas.id
NusantaraKeroncong Tepi Bengawan, Abadi...
Iklan

Keroncong Tepi Bengawan, Abadi Melintasi Zaman

Surakarta adalah kutub musik keroncong Nusantara. Di kota ini, gairah genjrang-genjreng keroncongan mengakar di kampung-kampung. Bagai aliran Bengawan Solo, keroncong terus mengalir sampai jauh, melintas generasi.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7O9fhWlwwkUV-NHvRpdJ2_E6bTg=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F0bbb6fad-a050-432d-a6be-8e5890d5c0ec_jpg.jpg
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Sekelompok remaja putri bersiap dengan biolanya sebelum berlatih kerocong, di Balai RW 007, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (4/7/2021). Mereka tergabung dalam orkes keroncong bernama Young Javaro.

Surakarta bisa disebut kutub musik keroncong Nusantara. Di kota ini, gairah genjrang-genjreng keroncongan mengakar di kampung-kampung. Bagai aliran Bengawan Solo, keroncong terus mengalir sampai jauh, melintas generasi.

Sekitar 10 remaja duduk melingkar di Balai RW 007, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (4/7/2021). Mata mereka terpusat pada partitur di depannya, sambil bersiap memainkan alat musik masing-masing. Saat hitungan mundur sang pelatih berhenti, irama ”Gambang Semarang” pun melantun.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan