logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSemoga Kami Tidak Kena...
Iklan

Semoga Kami Tidak Kena Mental...

Tak hanya demi diri sendiri, berkurangnya penularan setidaknya bisa memberi jeda bagi petugas, terutama tenaga kesehatan. Jika bekerja melampaui batas, para pejuang perang melawan Covid-19 ini juga bisa kehilangan napas.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GtYFjfqvUSmm2lvwGTbxrkwEzLo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2Fc4399fb6-4f02-4a98-874e-5ddc40754336_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Para tenaga medis yang menangani pasien yang dirawat sementara di tenda darurat perawatan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Cibinong, Kota Bogor, Jawa Barat, karena ruang rawat dan Instalasi Gawat Darurat penuh, Kamis (24/6/2021).

Tenaga kesehatan semakin kewalahan di tengah lonjakan pandemi Covid-19. Terpapar Covid-19 bagaikan arisan untuk mereka, seperti tinggal menunggu giliran. Beban pekerjaan pun terbawa ke alam bawah sadar yang berdampak pada kesehatan raga dan jiwa.

Napas Nurbaeti (45), pendek-pendek. Perawat pengendali infeksi di RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu beberapa kali menghela napas ketika berbicara. Baru menapaki beberapa anak tangga, ia sudah merasakan keringat dingin.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang, gesitariyanto
Bagikan