logo Kompas.id
NusantaraDari ”Ontbijt” hingga...
Iklan

Dari ”Ontbijt” hingga ”Rijsttafel”, Akulturasi Kekayaan Kuliner Negeri

Sajian ”ontbijt” dan ”rijsttafel” sama-sama mengisi kekayaan budaya. Bisa jadi kini sajiannya dianggap biasa. Namun, kehadirannya terbukti bertahan lama hingga kini menjadi salah satu fondasi kuliner negeri ini.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA/CORNELIUS HELMY
· 1 menit baca

Akhir abad ke-19 kerap disebut awal masa emas bagi banyak daerah di Hindia Belanda, termasuk Bandung. Beragam kemudahan aturan dan transportasi mendukung terjadinya akulturasi budaya Eropa-Nusantara dalam beragam hal, termasuk kuliner.

https://cdn-assetd.kompas.id/eLdqHBfeFa0ArW2WxHenGfEX854=/1024x658/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_3332943_117_0.jpeg
Kompas

Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, yang mulai ramai di malam hari, Jumat (23/11/2013). Jalan Braga menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk menikmati kawasan kota tua. Ragam akulturasi kuliner Eropa-Nusantara pernah tumbuh subur di sana.

Kala itu, warga pribumi mulai mengenal istilah ontbijt (sarapan) roti, mentega, dan susu. Sebaliknya, makan siang orang Belanda tidak lagi minim bumbu dan monoton. Mereka mulai mau menyantap nasi beserta beragam lauk-pauknya yang dikenal dengan nama rijsttafel.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan