logo Kompas.id
NusantaraBersiap Masuki Kemarau,...
Iklan

Bersiap Masuki Kemarau, Mencegah Kebakaran Gambut Berulang

Aktivitas pembalak kerap memicu munculnya api. Saat gambut kering, api yang jatuh di gambut dapat cepat sekali menyambar sekitarnya dan menyebabkan kebakaran meluas.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/J4VnUcCOBAFdH4rFxPWeqOM-mYU=/1024x685/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2Ffdb1561f-c0b4-426b-8b41-a3004dabd61e_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Sekat kanal untuk menahan air tetap tinggi sepanjang musim kemarau. Dalam kondisi gambut basah, api takkan mudah menyebar luas. Sekat kanal gambut wilayah Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (12/6/2021).

Ungkapan lawas ”mencegah lebih baik daripada mengobati” tepat untuk menghindari terjadinya bencana di negeri ini, termasuk kebakaran hutan dan lahan dan kabut asap yang kerap berulang. Jangan sampai masyarakat menuai beban berlipat dari kabut asap dan pandemi Covid-19.

Sejak awal tahun hingga awal Juni 2021, kebakaran hutan dan lahan terdeteksi cukup luas. Sebarannya lebih dari 35.000 hektar, sebagaimana data Sistem Monitoring Karhutla Sipongi. Dari luas tersebut, setengah lebih membara di areal gambut seperti di Riau dan Kalimantan Barat.

Editor:
hamzirwan
Bagikan