logo Kompas.id
NusantaraDerap Langkah Merawat ”Karbon ...
Iklan

Derap Langkah Merawat ”Karbon Biru” di Jantung Industri Jatim

Pelestarian kawasan ekosistem esensial Ujungpangkah di Gresik, Jawa Timur, berpacu dengan alih fungsi untuk kepentingan ekonomi dan industri, serta permukiman penduduk.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/E8o0vWTPte8ZOUvBabn4D_Ld3NM=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F20210617nik-kee-ujungpangkah1_1623932839.jpg
Kompas

Ribuan perahu nelayan bersandar di Kawasan Ekosistem Esensial Ujungpangkah, Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik, Jumat (11/6/2021). Kawasan dengan luas total 1.554,27 ha dan terbentang di tiga desa, Banyuurip, Pangkah Wetan, serta Pangkah Kulon, ini diusulkan menjadi warisan lahan basah dunia karena memiliki 17 jenis mangrove dan menjadi tempat singgah beragam burung migran dari berbagai belahan dunia.

Usulan menjadikan Kawasan Ekosistem Esensial Ujungpangkah Gresik, sebagai situs Ramsar atau lahan basah dunia menjadi momentum menekan dampak bahaya lingkungan, seperti polusi udara, tekanan suhu, dan kerentanan terhadap perubahan iklim di jantung ekonomi Jawa Timur. Pekerjaan itu harus berpacu dengan derap industri, laju pertumbuhan kawasan bisnis, perdagangan, serta hunian.

Lebih dari 17 jenis tanaman mangrove ditanam di area pembibitan Banyuurip Mangrove Center (BMC) di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, Jumat (11/6/2021). Bibit itu disiapkan untuk menyulami kawasan hutan seluas sekitar 500 hektar (ha) yang menjadi sabuk hijau di muara Bengawan Solo, agar terjaga kelestariannya.

Editor:
agnespandia
Bagikan