logo Kompas.id
NusantaraMenghadang Peningkatan Kasus...
Iklan

Menghadang Peningkatan Kasus Positif Covid-19, Terapkan PSBB di Gerbangkertasusila

Pemerintah Kota Surabaya tetap melanjutkan penyekatan dan wajib ”swab” antigen bagi setiap pelaku perjalanan dari Kabupaten Bangkalan yang hendak masuk ke Kota Surabaya.

Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/AMBROSIUS HARTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qAAA-eNxm7r3NAekFJQKtKt420A=/1024x675/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F63a167f9-1546-4f59-985d-0d2988ae4698_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Ambulans dari Pulau Madura melintas di Posko Penyekatan Suramadu di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/6/2021). Posko Penyekatan telah berlangsung selama 14 hari untuk memastikan warga dari Pulau Madura yang akan ke Surabaya tidak terinfeksi Covid-19. Semua warga harus mengikuti tes cepat Antigen. Pada Jumat (18/6/2021), penyekatan yang dilakukan dari pukul 06.00 hingga 13.00 telah dilakukan tes cepat antigen kepada 870 orang, 30 di antaranya positif. Isolasi bagi warga yang diketahui positif dilakukan di Asrama Haji Surabaya hingga hasil PCR keluar.

SURABAYA, KOMPAS — Meningkatnya terus kasus positif Covid-19 dari warga Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, bisa dikendalikan dengan kebijakan yang paling tepat dan terbaik, yakni menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Cara ini cocok diterapkan secara serentak di lima daerah ini karena merupakan satu kesatuan epidemiologis melihat mobilitas masyarakatnya.

Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengungkapkan hal itu pada Senin (21/6/2021), karena hampir semua rumah sakit rujukan di Kota Surabaya sudah penuh. Alasan paling utama ialah warga Bangkalan masih banyak yang menilai, penyekatan di Suramadu sejak Sabtu (5/6/2021) sebagai tindakan diskriminasi bagi warga di satu dari tiga kabupaten di Pulau Madura.

Editor:
agnespandia
Bagikan