logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKemarau Basah Pengaruhi...
Iklan

Kemarau Basah Pengaruhi Rendemen Tebu di Awal Musim Giling

Malang merupakan salah satu sentra tebu di Jawa Timur. Curah hujan yang masih ada sebagai dampak kemarau basah berpengaruh terhadap rendemen tebu pada awal musim giling ini.

Oleh
DEFRI WERDIONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/818QgTMSdoF9PWIVLU_FPNi7OUA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F2313601e-c8d9-4ef3-8102-da8b3b3f920e_jpg.jpg
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Sebuah truk gandeng bermuatan tebu melintas di Jalan Kolonel Sugiono, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (21/6/2021), menuju Pabrik Gula Kebon Agung.

MALANG, KOMPAS β€” Kemarau basah memengaruhi randemen tebu di tingkat petani pada awal musim giling 2021 di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini, angka rendemen masih rendah, yakni sekitar 7 persen. Angka ini di bawah kondisi pada masa akhir musim giling 2020 yang mencapai 8 persen.

Kondisi rendemen ini diperkirakan berangsur naik sampai akhir musim giling Oktober-November mendatang. Semakin terik cuaca, rendemen tebu kian tinggi, selain faktor proses pengolakan di dalam pabrik itu sendiri.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan