logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPerburuan Telur Penyu Marak,...
Iklan

Perburuan Telur Penyu Marak, Wisata Jadi Sarana Konservasi di Kebumen

Sebanyak 16 ekor tukik dilepasliarkan di Kebumen, Jawa Tengah. Perburuan telur penyu untuk dijualbelikan masih jadi tantangan konservasi. Warga berupaya menjadikan konservasi penyu sebagai destinasi wisata edukasi.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4qXOSXUVEtQIrn2XYZxaexk_KPs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2Fd7cec6ba-12bb-41f9-800d-3c2e708a495f_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Kastam menunjukkan penyu lekang di kolam penangkaran penyu di Desa Jogosimo, Klirong, Kebumen, Jateng, Minggu (23/6/2019).

KEBUMEN, KOMPAS β€” Sebanyak 16 ekor tukik atau anak penyu jenis lekang dilepasliarkan di Pantai Kalibuntu, Jogosimo, Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (20/6/2021). Konservasi disuarakan di tengah masih maraknya perburuan liar telur penyu untuk diperjualbelikan. Salah satunya melalui wisata edukasi.

”Masih ada orang-orang yang mencari telur penyu untuk dijual, harganya berkisar Rp 2.000 sampai Rp 5.000 per butir,” ungkap Ketua Kelompok Sadar Wisata Gajahgunung Ahmad Munajat saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (21/6/2021).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan