logo Kompas.id
NusantaraHelmud Hontong: Berawal dari...
Iklan

Helmud Hontong: Berawal dari Salon, Berakhir sebagai Pejuang

Untuk saat ini, masyarakat berduka, seperti Save Sangihe Island yang menulis pesan, ”Kami semua kehilanganmu, Pak. Salam perjuangan, selamat beristirahat.”

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/llVNglRKEib784xbXwWUOmwI-1w=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fdab08ac2-37f1-4956-a4dc-8e73ab18fa25_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Kendaraan milik TNI AL rusak setelah tersangkut di sayap helikopter MI-35P milik TNI AD, Senin (6/1/2020), dari Lapangan Gesit, Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong meninggal dalam perjalanan udara dari Bali menuju Maros.

Orang-orang berseragam coklat itu kocar-kacir di lapangan. Mereka berhamburan di bawah dengung lebah raksasa yang hilang kendali. Jangan sampai tersambar, apalagi ketiban kalau-kalau dia jatuh. Rumput dan pasir beterbangan menusuk kulit dan mata, tersapu badai kecil yang dibuatnya.

Gejolak di Lapangan Gesit Tahuna, Kepulauan Sangihe, itu baru berakhir setelah helikopter Mi-35P—si lebah raksasa—milik TNI AD mendarat meski bikin ringsek satu mobil. Doni Monardo, saat itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), keluar dari kabin helikopter. Nyawa satu pejabat negara terselamatkan di ”Bumi Nyiur Melambai”, Sulawesi Utara, pada hari keenam Januari 2020.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan